Ketika buku personality plus kubaca halaman demi halaman, ternyata aku maupun adikku Ita dalam kehidupan sehari hari adalah jenis manusia yang didominasi oleh tipe manusia yang melankolis dan juga sekaligus si SANGGUINIS.
Melankolis adalah tipe manusia yang selalu ingin segala hal itu dapat berjalan sebagaimana mestinya, segala kegiatan harus sesuai dengan jadwal dan rencana yang matang. Keteraturan, kepastian dan ketelitian. Tipe manusia ini paling tidak suka mendengar suatu kegagalan, apalagi kekagagalan itu terjadi karena kelalaian seseorang dan bukan karena suatu sebab yang tidak dapat ditolak.
Bagaimana mungkin gagal kalau segala sesuatu sudah diperhitungkan matang matang, diatur jadwalnya dengan baik, segala hal telah disiapkan ternyata masih gagal juga atau memperoleh hasil yang sangat jauh dari harapan. Melankolis ini membuat adikku yang selalu ditunjuk untuk urusan kepanitiaan atau hal hal yang berhubungan dengan perencanaan kegiatan, membuat jadwal dan hal hal lain yang butuh ketelitian dan persiapan matang. Meski jauh dari seorang yang perfeksionis aku dan adikku selalu berprinsip jika bisa dapat hasil yang maksimal mengapa puas dengan keberhasilan setengah atau tidak maksimal. Dalam hal tertentu aku dan adikku mudah menjadi haru apalagi kalau sesuatu berjalan dengan tidak harmonis seperti harapan.
Sebagai Sangguinis akan terasa kental dan tampak jelas bila kita berdua berada jauh dari rumah. Bawa adikku Ita kesuatu pusat keramaian atau tempat orang berhura hura seperti pesta pantai, atau pesta di pulau dengan holiday resort nya. Dijamin dalam 5 atau 10 menit ia bisa berbaur dengan orang orang asing disana dan seakan telah lama menjadi bagian dari orang orang yang looking for fun tersebut. Mungkin kalau bertemu Ita adikku ditempat formal, ia tampak sangat menjaga sikapnya, langkahnya dan cara bicaranya. Seakan ia adalah seorang yang sukar bergaul dengan baik dan menjaga jarak. Tapi kalau sudah berada ditempat hura hura dimana serasa dunia ini miliknya, Ia mungkin akan menjadi seorang dancing queen atau diva.
0 komentar:
Posting Komentar